search this blog

Kamis, 09 Februari 2012

Menjadi Pengusaha daripada Pekerja

Ahlan Wasahlan
Ada banyak Orang Bmengatakan:

Merubah Mental Karyawan Menjadi Mental Pengusaha

Merubah mental karyawan menjadi mental pengusaha, adalah topik yang menarik untuk kita share di weekend yang cerah ini. Kendala yang pertama kali terasa bagi Alumni Magang untuk memulai usaha adalah kesulitan untuk mengubah mental dirinya sendiri. Dari mental karyawan menjadi mental pengusaha. Tetapi ada juga yang langsung dengan mudah berubah dari kuadran karyawan menjadi kuadran pemilik usaha. Mau tahu trik-triknya? Silahkan disimak.
Sebelumnya kita definisikan mental karyawan itu seperti apa, sih ?
Mental karyawan itu biasanya sangat hitung-hitungan. Kalau tidak dibayar ya tidak bekerja. Kalau tidak diharuskan datang pagi ya tidak datang pagi. Kalau tidak ada uang lembur ya tidak lembur. Itulah karyawan. Hayo siapa yang ngerasa nih?
Sedangkan pemilik usaha atau pengusaha sudah tidak memiliki kontrol seperti itu lagi. Memang dia bangun pagi untuk sesuatu yang disukainya, dia bekerja karena memang harus bekerja, dia menyenangi pekerjaannya sehingga tidak harus disuruh oleh siapapun. Nah, apabila ada orang bekerja dengan semangat seperti itu, dia memiliki potensi yang lebih baik untuk berhasil sebagai usahawan. Tetapi jika anda memiliki sikap seperti yang tadi saya contohkan, maka betul-betul diperlukan kekuatan besar untuk merubah. Caranya, bukan hanya merubah menjadi seorang yang semangat bekerja. Tetapi anda harus mencari sesuatu yang menyenangkan untuk dikerjakan. Baru berwirausaha.
Ada juga kisah seorang rekan, setelah dia benar-benar memutuskan untuk menjadi pengusaha, ternyata tidak disetujui oleh orang-orang terdekatnya. Setiap hari harus mendengar keluhan istrinya, “Lebih enak dulu, bisa beli baju bagus, motor dari kantor sekarang motormu jelek. Kalau sudah begini bagaimana bisa berusaha ?”
Ini masalah budaya. Masyarakat Indonesia masih melihat menjadi karyawan itu sebuah cita-cita. Orang tua menasihatkan kepada anaknya, nanti kalau kerja cari yang gajinya besar, ada pensiunnya, hidup tenang. Karena landasan semangat bekerja sebagai karyawan itu adalah soal keamanan. Sementara landasan berupaya sebagai wirausahawan adalah kesempatan.

Kalau memang cari aman, ya memang harus menggantungkan pada gaji bulanan. Tapi kalau mau berkembang, mau tidak mau harus berwirausaha, karena tidak ada batasnya. Itu sebabnya landasan semangatnya adalah kesempatan.
Dukungan dari luar sangat penting. Tapi bagaimana cara meyakinkan ?
Kadang-kadang visi gambaran keberhasilan kita di masa depan hanya kita yang punya. Meski disampaikan, orang juga tidak percaya. Tapi ada orang yang karena kesungguhannya mengejar gambar di kepalanya itu, doanya sungguh-sungguh, upayanya sungguh-sungguh dan kualitasnya baik  lama-lama dia berhasil. Jadi mungkin diukur dari berapa teguhnya Anda percaya pada visualisasi keberhasilan di masa depan itu.
Wirausahawan, dia bisa melakukan sesuatu yang betul-betul dia sukai. Salah satu tanda bahwa seseorang berhasil dalam sebuah usaha adalah jika Anda mau bangun pagi karena melakukan usaha itu. Banyak karyawan yang tidak datang pagi kalau tidak diharuskan, tapi banyak orang yang menghindari datang pagi karena sebenarnya betul-betul tidak suka dengan apa yang dikerjakan.
Salah satu tanda seorang wirausahawan adalah dia sangat komit. Sangat bersungguh-sungguh karena dia memang sangat suka dengan apa yang dilakukannya. Nah, untuk orang-orang yang menyukai pekerjaannya, langit memudahkan rejeki. Kadang kita takut mulai wirausaha karena kita tidak percaya pada konsep rejeki.
Sekian dulu artikel di pagi ini, semoga lebih memantabkan jalan rekan-rekan Alumni Magang untuk segera take action menjadi pengusaha.